Hardcore Punk & Pergerakan “Bukan Sekedar Kritik Distorsi Visual, Kami Ada! dan Melawan Ketidakadilan Sosial” - Muhammad Alpin (Voc. World Burns Death)



Mataram, 26 Februari 2025 - Hardcore punk sering kali dipahami sebagai sebuah bentuk musik yang keras, penuh distorsi, dan penuh dengan energi liar. Namun, pemahaman ini seringkali mengabaikan dimensi yang lebih dalam dari genre ini. Hardcore punk bukan hanya sekadar suara keras yang menyerbu telinga atau kritik visual yang distorsi. Lebih dari itu, ia adalah sebuah pergerakan yang tumbuh sebagai reaksi terhadap ketidakadilan sosial, sebuah seruan untuk perubahan yang sering kali diabaikan oleh arus utama.

Sejarah hardcore punk bermula di akhir tahun 1970-an, sebagai evolusi dari punk rock yang lebih cepat, lebih keras, dan lebih mentah. Namun, meskipun musik ini telah berkembang menjadi subkultur global, esensinya tetap sama: untuk melawan ketidakadilan. Lirik-liriknya sering kali sarat dengan kritik terhadap ketidakadilan sosial, politik, dan ekonomi. Meskipun seringkali dianggap sebagai bentuk pemberontakan yang tidak terstruktur, dalam kenyataannya, hardcore punk adalah platform untuk suara-suara yang terpinggirkan, bagi mereka yang tidak memiliki ruang di dunia mainstream.

Menurut (Muhammad Alpin - Voc.  World Burns Death), Dalam banyak hal, hardcore punk telah menjadi medium untuk menyuarakan keprihatinan terhadap isu-isu penting, mulai dari diskriminasi rasial, ketidaksetaraan gender, hingga penindasan kelas sosial. Band-band hardcore punk seperti Black Flag, Minor Threat, dan Suicidal Tendencies adalah contoh nyata dari bagaimana musik ini tidak hanya mengutuk kekerasan atau ketidakadilan, tetapi juga mengajak pendengarnya untuk bertindak, berorganisasi, dan melawan status quo.

Bukan hanya melalui lirik, namun juga melalui aksi langsung. Banyak band hardcore punk yang terlibat dalam kegiatan sosial, seperti penggalangan dana untuk korban bencana atau mendukung gerakan hak asasi manusia. Hal ini memperlihatkan bahwa mereka tidak hanya berbicara tentang perubahan, tetapi juga berusaha mencapainya melalui tindakan nyata.

Namun, seperti halnya gerakan sosial lainnya, hardcore punk tidak lepas dari tantangan. Dalam dunia yang semakin dikendalikan oleh kapitalisme dan media mainstream, subkultur seperti hardcore punk sering kali terpinggirkan atau bahkan dilupakan. Banyak orang yang melihat hardcore punk hanya sebagai sekumpulan pemuda dengan rambut acak-acakan dan tato yang melompati panggung dengan kegilaan. Padahal, di balik penampilan kasar dan lirik yang provokatif, terdapat pesan yang dalam tentang ketidakpuasan terhadap dunia yang penuh ketidakadilan.

Kritik distorsi visual yang sering melekat pada hardcore punk seharusnya tidak mengalihkan perhatian kita dari inti pesannya. Hardcore punk adalah panggilan untuk bertindak, sebuah pengingat bahwa kita tidak harus diam saat ketidakadilan terjadi. Kami ada untuk menunjukkan bahwa suara kami, meski keras dan penuh energi, juga penuh dengan tujuan. Itu adalah sebuah pergerakan yang melawan ketidakadilan sosial yang ada di depan mata kita, bukan hanya sebuah ekspresi artistik semata.

Dengan semakin berkembangnya dunia sosial media dan internet, pergerakan hardcore punk semakin mendapatkan ruang untuk berkembang, meskipun tantangannya semakin besar. Namun, seperti yang telah terbukti selama beberapa dekade, hardcore punk bukanlah hanya sebuah fase atau tren. Ia adalah gerakan yang akan terus ada, membangkitkan kesadaran sosial, dan mendorong perubahan sejati. Ini adalah bukti bahwa meskipun dunia mungkin semakin sulit, kami masih ada, dan kami akan terus melawan ketidakadilan dengan cara kami.


@jadi.admin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama